Sabtu, 07 Januari 2012

SISTEM PERTANIAN

TUGAS

Multiple Cropping
Dalam Koridor Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan Padalahan Sawah Irigasi Teknis

MATA KULIAH : SISTEM PERTANIAN





Oleh

 DODI SARTONO
      Nrim   : 04.1.10.0531
   


















JURUSAN PENYULUH PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR 2011









PENDAHULUAN

Sawah irigasi teknis Sawah irigasi teknis adalah Sawah yang pengairannya sejak dari sumber air sampaipetak sawah terdapat jaringan irigasi dari bangunan permanen. Sehingga kehilangan airkarena rembesan atau penguapan dapat diminimalkan. Sawah irigasi merupakan lahanpotensial untuk usaha tani. Ketersediaan air sepanjang tahun memungkinkan penanamandapat dilakukan sepanjang tahun dengan berbagai variasi komoditas.Multiple cropping Sistim bertanam di Indonesia lebih banyak dilaksanakan dalambentuk multiple cropping. Thahir 1994, menyebutkan Multiple cropping adalah suatu sistimbercocok tanam selama satu tahun atau lebih/kurang pada sebidang tanah yang terdiri atasbeberapa kali bertanam dari satu atau beberapa jenis tanaman secara bergilir atau bersisipan,dengan maksud meningkatkan produktivitas tanah, atau pendapatan petani tiap satuan luasdan satuan waktu.
Menurut Seetisarn (1977), multiple cropping didifinisikan sebagaiintensifikasi penanaman dalam dimensi waktu dan ruang, misalnya menanamn dua macamtanaman atau lebih pada sebidang tanah sama dalam waktu satu tahun. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui usaha multiple cropping antaralain, menghemat biaya pengolahan tanah dan pemeliharaan per jenis tanaman, meningkatkanpendapatan petani karena peningkatan produksi phisik per hektar per hari, sedangkan biayaproduksi per jenis tanaman lebih hemat. Hal ini disebabkan pengolahan tanah yang penuhhanya pada tanaman pertama dan untuk tanaman berikutnya lebih ringan.Disampingkeuntungan secara ekonomis, dari segi teknis usaha multiple cropping lebih menguntungkankarena tanah senantiasa gembur, gulma dapat ditekan, dan juga merupakan usahapenghijauan untuk mengawetkan tanah.Multiple cropping Multiple cropping atau sistem tanam ganda merupakan usaha petanian untukmendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jenis atau beberapa jenis pada sebidangtanah yang sama dalam satu tahun. Ada beberapa jenis multiple cropping, seperti mixedcropping, relay planting, intercropping dan lain-lain. Intercropping (tumpangsari) merupakansalah satu jenis multiple cropping yang paling umum dan sering dilakukan oleh petani diIndonesia. Biasanya pada system tumpangsari, hasil dari masing-masing jenis tanaman akanberkurang apabila dibandingkan dengan system monokultur, tetapi hasil secara keseluruhanlebih tinggi.

Multiple cropping merupakan system budidaya tanaman yang dapat meningkatkanproduksi lahan. Peningkatan ini dapat diukur dengan besaran yaitu NKL (Nisbah KesetaraanLahan) atau LER (Land Equivalent Ratio). Sebagai contoh nilai NKL atau LER = 1,8; artinyabahwa untuk mendapatkan hasil atau produksi yang sama dengan 1 hektar diperlukan 1,8hektar pertanaman secara monokultur.HA1 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara tumpangsari.HB1 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara tumpangsari.HA2 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara monokultur.HB2 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara monokultur Pada prinsipnya teknik budidaya tanaman sama, seperti tanaman pangan, industri,atau yang lainnya.
Bentuk sistem budidaya sangat bermacam, contohnya Multiple Croping.Bentuk sistem Multiple Croping yang telah lama dikenal adalah tanaman campuran, tumpangsari dan pergiliran tanaman kemudian tanaman sisipan. Tumpang sari sering dijumpai didaerah sawah tadah hujan, tegalan dataran rendah maupun dataran tinggi. Tumpang sari didataran rendah biasanya terdiri dari berbagai macam palawija atau padi dan palawija,sedangkan di dataran tinggi biasanya terdiri dari berbagai macam tanaman hortikultura(sayuran) (Thahir, M. et al. 1985). Peran lain dari multiple cropping adalah dapat mengurangi resiko kegagalan panensatu jenis tanaman serta stabilitas biologis, dapat menyerap tenaga kerja, penggunaan cahayamatahari lebih efisien, dapat menekan pertumbuhan gulma dan mencegah erosi.
PEMBAHASAN
Multiple cropping (tumpang sari) jagung dan kacang pada lahan sawah irigasi teknis Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia. Penyebarantanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada berbagailingkungan. Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga 50° LU dan 50° LS, dari dataranrendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan tinggi,sedang, hingga rendah sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al. 1996). Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup tinggi danmerupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlahpenduduk, kebutuhan gizi masyarakat, kapasitas industri pakan dan makanan Indonesia(Fachruddin, 2000). Pola tanam berganda merupakan sistem pengelolaan lahan pertanian denganmengkombinasikan intensifikasi dan diversifikasi tanaman (Francis,1989). Pada umum nya sistem tumpangsari lebih menguntung kan dibandingkan sistem monokultur karena produktivitas lahan menjadi lebih tinggi.
Jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hematdalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil (Beets, 1982). Keuntungan secara agronomis dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasidengan cara menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai ini menggambarkanefisiensi lahan, yaitu jika nilainya > 1 berarti menguntungkan. (Beets,1982). Sistemtumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika jenis jenis tanaman yangdikombinasikan dalam sistem ini membentuk interaksi saling menguntungkan(Vandermeer,1989).Teknologi tumpang sari tersebut adalah sebagai berikut:
A. Pengolahan Media Tanam Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikankondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan tanah, drainase danaerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidakterlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara umum.
1. Persiapan Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
2. Pembukaan Lahan Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
3. Pembentukan Bedengan Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
4. Pengapuran Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
5. Pemupukan Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata- rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha. Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar: a) Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah; b) Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah; c) Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari.
B. Teknik PenanamanDisawah irigasi penanaman tumpang sari jagung dan kacang tanah ditanam pada musimkemarau
1. Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen = 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3- 5 cm. sedangkan untuk kacang tanah ditanam di sela-sela tanaman jagung dengan jarak tanam 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2. Cara Penanaman Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman.   Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hamper berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang. Dan untuk kacang tanah Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan.C. Pemeliharaan Tanaman 1. Penjarangan dan Penyulaman. Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam. Penyulaman untuk kacang tanah dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam)2. Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.
Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.3. Pembubunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman.Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.4. Pemupukan Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200- 300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50- 100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar. Untuk tambahan pemupukan pada kacang tanah Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan kiri lubang tunggal. 5.
 Pengairan dan Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. 6. Waktu Penyemprotan Pestisida Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.  Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung dan kacang tanah serta carapengendaliannya1.
Hama tanaman jagung Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dab bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian:
(1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu  memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung;
(2)  tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar;
(3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma;
(4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.2. Hama tanaman kacang tanah Uret. Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati.
 Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan. Ulat jengkal. Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.3. Penyakit pada tanaman jagung Penyakit bulai (Downy mildew) Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P.
Spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala:
(1)  pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan   batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih;
(2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi;
(3)  pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian:
(1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan;
(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul;
(3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.
4. Penyakit pada kacang tanah Penyakit layu Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. Penyakit bercak daun Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.D. panen Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung daritujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapatdibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/masakmati.Ciri dan Umur Panen jagung
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:a)
 Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itudiameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketikamatang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalukeras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung),pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matangfisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning.

Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempatmenempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.Ciri dan Umur Panen kacang tanahUmur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulandan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:a) Batang mulai mengeras.b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.Kesimpulan 1. Multiple cropping merupakan system budidaya tanaman yang dapat meningkatkan produksi lahan. 2. Peran lain dari multiple cropping adalah dapat mengurangi resiko kegagalan panen satu jenis tanaman serta stabilitas biologis, dapat menyerap tenaga kerja, penggunaan cahaya matahari lebih efisien, dapat menekan pertumbuhan gulma dan mencegah erosi.






















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Pertanian Padi Organik SRI dalam konsep Sistem Pertanian Terpadu. http://www.sasak.org/. Diakses 11 Oktober 2011
Anonym. Multiple Cropping. http://wibowo19.wordpress.com/2009/10/28/multiple- cropping/. 11 Oktober 2011Anonim. 2001. Sistem Pertanian di Indonesia. http://www.lablink.or.id. Diakses 11 Oktober 2011.Terkelin Pinem, dkk. KAJIAN WAKTU TANAM DAN POPULASI KACANG TANAH TERHADAP HASIL JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI JAGUNG/KACANG TANAH. Jurnal Fakultas Pertanian Unand, Padang.Reijntjes, Coen, et al.1992. Pertanian Masa Depan: Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah.Kanisius : Yogyakarta.Vandrias Dewantoro. 2010. MANFAAT JARINGAN IRIGASI LAHAN PANTAI DI DESA SRIGADING, KECAMATAN SANDEN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. http://agriculture.upnyk.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=91: manfaat-jaringan-irigasi-lahan-pantai-di-desa-srigading-kecamatan-sanden- kabupaten-bantul-daerah-istimewa-yogyakarta&catid=53:2007&Itemid=88. Diakses 11 Oktober 2011Internethttp://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=57http://migroplus.com/brosur/Budidaya%20kacang%20tanah.pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar