Sabtu, 07 Januari 2012

AGRIBISNIS HORTICULTURA

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

4.1. Analisis Usaha Budidaya

Biaya produksi 1 hektar kentang Granola adalah Rp. 15.500.000,-. Dalam satu musim tanam dihasilkan kentang :
a) Mutu ABC 18.000 kg (Rp.1.000/kg).
b) Apkir 1.000 kg (Rp. 450/kg).
c) Kecil 4.000 kg (Rp. 550/kg).

Keuntungan dari satu periode tanam adalah sekitar Rp. 5.100.000,-Perkiraan biaya produksi dan keuntungan budidaya 1 hektar kentang untuk satu musim tanam (6 bulan).

Analisis budidaya kentang granola dengan luas lahan 1 ha untuk satu musim tanam (6 bulan) di daerah Bandung, Jawa Barat tahun 1999.


Biaya produksi

Lahan
- Sewa lahan permusim tanam (6 bulan)
- Pembuatan gudang

Bibit kentang 1.600 kg x Rp. 9.000,-

Pupuk
- Urea: 400 kg @ Rp. 1.100,-
- SP-36: 400 kg (a) Rp. 1.900,-
- KCl: 200 kg @ Rp. 1.650,-
- Pupuk daun: 3 liter
- Pupuk kandang: 5 truk @ Rp. 300.000,-

Obat dan pestisida
- Furadan 3G": 20 kg @ Rp. 16.000,-
- Dithane M-45": 45 liter @ Rp. 50.000,-
- Insektisida: 2,5 liter
- Perekat (agristik): 3 liter

Peralatan

Tenaga kerja
- Pengolahan tanah I dengan traktor
- Pengolahan tanah II dengan cangkul: 70 HKP @ Rp.10.000,-
- Pembuatan bedengan dan parit: 100 HKP
- Penanaman: 115 HKP
- Pemupukan: 47 HKP
- Penyiangan dan pembumbunan: 45 HKP
- Penyemprotan pestisida: 30 HKP
- Pemangkasan bunga: 6 HKP
- Tenaga tetap 1 orang selama 3 bulan

Panen :
- Panen dan pengangkutan: 36 HKP

Biaya tak terduga
Jumlah biaya produksi

Pendapatan: 80% x 20.000 tanaman x 1,5 kg @ Rp. 2.000,-

Keuntungan

Parameter kelayakan usaha

B/C rasio


RP 1.000.000,-
RP 250.000,-
RP 14.400.000,-

440.000,-
760.000,-
330.000,-
100.000,-
1.500.000,-

320.000,-
2.250.000,-
450.000,-
60.000,-
900.000,-

500.000,-
700.000,-
1.000.000,-
1.150.000,-
470.000,-
450.000,-
300.000,-
60.000,-
600.000,-

360.000,-
3.000.000,-
31.350.000,-
48.000.000,-
16.650.000,-

= 1,531



Keterangan: HKP hari kerja pria.

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Di awal krisis ekonomi harga komoditi kentang meningkat sampai lebih dari dua kalinya. Saat ini ketika harga komoditi hortikultur lainnya seperti bawang daun dan cabe menurun drastis, harga kentang di pasaran relatif masih sangat baik.

Kentang adalah salah satu komoditi hortikultura yang harganya relatif stabil dan tidak terlalu tergantung musim. Harga yang stabil ini lebih menjamin masa depan agribisnis kentang daripada komoditi hortikultura lainnya.

Walaupun Indonesia sudah mengekspor kentang ke Malaysia melalui Brastagi, peluang ekspor ke negara lainnya harus diambil

ANGARIBISNIA..ANALISIS SWOT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil sumberdayaalam dengan daratan yang terbentang luas. Hal ini menjadi sumber mata pencaharian hampir sebagian besar rakyat Indonesia dan merupakan sektor rill yang memiliki peran sangat nyata dalam membantu menghasilkan devisa negara.Salah satu sektor pendukung tersebut adalah pertanian.Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia, yaitu potensi sumberdayanya yang beragam, memiliki potensi terhadap pendapatan nasional cukup besar, banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan pertanian juga menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Beberapa subsektor yang tergabung di dalam sektor pertanian antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Subsektor yang saat ini tengah dikembangkan, yakni subsektor hortikultura. Hal ini dikarenakan hortikultura merupakan bagian dari pembangunan pertanian di bidang pangan yang ditujukan untuk lebih memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperbaiki keadaan gizi melalui penganekaragaman jenis bahan makanan.
Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sayuran. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,kandungan nutrisi yang relatif tinggi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang relatif  banyak. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin, mineral dan serat yang dimiliki sayuran berguna bagi tubuh manusia. Selain sebagai sumber pangan dan gizi, produk hortikultura juga memiliki manfaat lain, seperti manfaat bagi lingkungan yaitu rasa estetika, konservasi genetik dan sebagai penyangga kelestarian alam.





1.2. Perumusan Masalah
Potensi dan peluang pengembangan pertanian organik pada subsector hortikultura, terutama pada komoditi sayuran memiliki prospek yang sangat baik., sehingga potensi dan peluang pengembangan pertanian organik di bidang hortikultura untuk komoditas sayuran cukup terbuka di masa yang akan datang.. Dalam menjalankan usahanya kelompok tani Mukti Rahayu II mengalami beberapa kendala, diantaranya kurangnya modal usaha, sehingga menyebabkan kelompok tani Mukti Rahayu II sulit untuk mengembangkan usahanya. Terbatasnya sarana dan prasarana, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pendistribusian produk sayuran yang mereka hasilkan. SDM anggota tani masih rendah, yang berdampak pada kurangnya sentuhan teknologi pada sistem produksi sayuran organik dan lemahnya system manajemen organisasi.Kendala-kendala tersebut mengakibatkan terhambatnya kegiatan produksi dari kelompok tani dan menurunnya kepercayaan konsumen pada produk sayuran organik kelompok tani.
Berdasarkan uraian di atas, maka kelompok tani perlu merumuskan strategi usaha yang tepat dengan mengenali lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha kelompok tani untuk mencapai tujuan usaha. Adapun
permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :
1.    Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh kelompoktani Mukti Rahayu II;
2.    Bagaimana strategi usaha sayuran organik yang tepat yang dapat diterapkan oleh kelompok tani Mukti Rahayu II dan bagaimana prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada kelompok tani.

1.3. Tujuan Penelitan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.    Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh kelompok tani Mukti Rahayu II;
2.    Merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dandirekomendasikan kepada kelompok tani Mukti Rahayu II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

  A.     Analisis SWOT
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini  memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis

PRA

Tahapan penyusunan programa model sekarang

Penyusunan programa penyuluhan pertanian sesuai dengan PERMENTAN  NO 25 Tahun 2009, bersama para pelaku utama dan pelaku usaha serta organisasi petani secara partisipatif, memalui tahapan sebagai berikut:
Pembentukan Kelompok tani dan Tim Participatory Rural Appraisal (PRA)

1.        Pelaksanan PRA Desa ( Oleh petani )
Pelaksanaan PRA dilaksanakn pelaku utama dan pelaku usaha itu sendiri pengolahan data dan analisis Identifikasi Potensi Wilayah oleh petani di bantu penyuluh atau tokoh masyarakat.
2.        Penyusunan Rencana Usaha Keluarga ( RUK )
Penyusunan RUK dikumpulkan angota kelompok tani di musyawarahkan dengan anggota di jadikan satu tujuan Rencana Usaha Kelompok
3.        Penyusunan Usaha Kelompok
Dari usaha Kelompok di jadikan acuan untuk penyusunan Rencana kegiatan Penyuluhan Pertanian Desa (RKPD)
4.        Penusunan Rencana Kerja Penyuluhan Desa (RKPD)
Rencana kerja Penyuluhan Desa yang tersusun di jadikan acuan untuk penyusunan Programa Penyuluhan Kecamatan
5.        Programa penyuluhan BPP ( Kecamatan )
Programa kecamatan di susun bedasarkan hasil dari programa Desa
/kelurahan untuk bahan acuan penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten
6.        Programa Penyuluhan Kabupaten
Programa kabupaten di jadikan ucuan untuk menbuat program pengembangan komoditi ungulan kabupaten
7.        Program Pengembangan komoditi Kabupaten
Dari program Pengembangan komoditi Kabupaten di kembalikan untuk pengembangan komoditi kecamatan


8.        Program pengembangan komoditi Kecamatan
Program ini di jadikan acuan untuk pelaksanan Pengembangan komoditi yang cocok  di Desa
9.        Program pengembangan komoditi Desa
Program pengembangan Komoditi Desa di jadikan acuan untuk pelaksanaan penyuluhan pertanian Desa

Tahapan penyususunan Programa model lama

1.        Program dari Kabupaten KIPP/ BIPP

2.        Perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian BPP / Kecamatan

Perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian dari BPP atau kecamatan di jadikan acuan pelaksanan perencanan kegiatan penyuluhan peertanian di Desa
3.        Perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian Desa

Perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian Desa di jadikan acuan pelaksanan perencanan kegiatan penyuluhan kelompok.
4.        Perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian Kelompok
Perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian Kelompok sebagai acuan pelaksanan Identifikasi potensi wilayah  kelompok
5.        Identifikasi Potensi wilayah  kelompok
Identifikasi Potensi kelompok dijadikan dasar  pelaksanaan identifikasi potensi Wilayah Desa
6.        Identifikasi Potensi Wilaya Desa
Identifikasi Potensi Wilayah Desa dijadikan dasar  penyusunan pengolahan data Potensi Wilayah
7.        Penyusunan pengolahan data Potensi Wilayah
Dari pengolahan data Potensi wilayah dari Kecamatan di analisis untuk mengetahui sistim agraklimat, sistim pertanian, pilihan komditas.
8.        Analisis Agroklimat, sistim pertanian, pilihan komoditas.
Analisis Argoklimat, sistim pertanian, pilihan komoditas dari kecamatan untuk dianalisis Agroekologi, dasar kelembagaan, Rekomendasi pola tanam yang akan di terapkan
9.        Analisis Agroekologi, dasar kelembagaan, Rekomendasi pola tanam
Dari Analisis Agroekologi, dasar kelembagaan, Rekomendasi pola tanam untuk penyusunan RUK kelompok
Desa
10.    Rekapitulasi RUK Desa
Dari rekapitulasi RUK Desa di jadikan penyusunan RUK BPP atau Kecamatan
11.    Penyusunan RUK Kelompok
Dari Penyusunan RUK kelompok  di rekapitilasi penyusunan RUK
12.    Penyusunan RUK BPP/ Kecamatan
Dari penyusunan RUK BPP untuk mengidentifikasi fakator penentu
13.    Identifikasi fakator penentu
Dari Identifikasi fakator penentu untuk di jadikan penulisan Program Penyuluhan Pertanian
14.    Penulisan Programa Penyuluhan Pertanian
Dari Penulisan Programa Penyuluhan Pertanian dilakukan pengesahan oleh kepala BPP
15.    Pengesahan BPP
Dari programama penyuluhan yang sudah dibuat dan di sahkan oleh kepala BPP dijadikan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
16.    RKPP
Rencana kerja Penyuluhan Pertanian sebagai pedoman penyuluh dalam pelaksanan kegiatan penyuluhan di wilayah binaanya.